Tak terasa bulan itu sudah purnama
Aku melihat kawanan awan bergerak
Mencoba menutupi sinaran terang
Namun hanya bisa memendarkan
Bila harus mengingat, aku kan ragu
Kapan saat pertama itu?
Mengapa bisa ku lupakan momen terbaik itu?
Aku dapat mengenalmu
Ruang-waktu ini makin relatif
Seperti kemarin saja
Kau masih begitu muda
Bahkan tak sekejap pun aku menyadari
Andaikan gelas kaca itu ada
Takkan sanggup menangkup memori-memori
Air-air kenangan itu akan tumpah
Bahkan mampu pecahkan wadahnya
Bantu aku mengisi gelas-gelas hampa
Ya, kita sedang melakukannya
Perlahan saja
Momen ini terlalu berharga
Ketahuilah, banyak hal yang tak kau ketahui
Kau berusaha keras untuk pecahkan teka-teki
Kau takkan pernah temukan jawabannya
Bahkan bila kau tak pernah siap
Sadarilah adanya pengemis cinta
Mengerti cinta tapi selalu tanpa bahagia
Karena dua sisi mata uang
Bahkan cinta dapat hancurkannya
Kau hanyalah satu dari labirin semesta hidup
Yang memberiku lagi hangatnya harapan
Jangan pernah pergi, ini akan melelehkanku
Bebaskanku dari kebekuan jiwa
Hai, sahabat jiwa
Apa kabar malam ini?
Sapa aku sebelum lelap
Sampai jumpa dalam mimpi indah kita....
Wednesday, 29 July 2015
Sahabat Jiwa
Subscribe to:
Posts (Atom)