Ketika memang terucap selamat tinggal
Tak pernah aku pernah percaya akan adanya
Kau tahu, aku tahu
Tidak pernah ada selamat tinggal
Betapa memori ini dapat hidup dalam mimpiku
Kerinduan akan Ksatria dalam gelap malam
Pernah kita habis bersama
Waktu dalam hari-hari indah
Andai kau masih di sini
Kau akan mengerti
Karena aku kembali bersua
Seorang anak yang hilang
Sadari ini bukan sengaja
Bukan dia mencari nafkah
Atau pun butiran nasi
Tapi, cinta yang lama hilang
Betapa kesedihan berawan dalam matanya
Kesenduan di wajahnya
Terberatkan langkah kakinya
Mengingatkanku akan auramu
Hai anak yang hilang dalam masa
Dia ingin masa lalu bersembunyi di punggungmu
Tapi, dia tak mengerti
Hal mudah bagiku untuk pahami
Hai anak yang hilang dalam pelukan
Berat tak mampu kau pikul sendiri
Semakin dekat, semakin terasa
Aku hidup dalam darahmu
Hai anak yang hilang dalam kasih
Takdir kembali tergaris dalam Yang Terpilih
Tak mengerti
Dan, kau pun termangu
Lalu, apa yang kau pertanyakan?
Apa yang kau perbuat?
Dan, apa yang kau dendam?
Kemarilah, anak yang hilang
Biarkan Cahaya Putih terangi ragamu
Biarkan Sisi Gelap membuatmu tegar
Dan, biarkan hamba menyayangimu
Satu jalan akan kau tempuh
Bukan mudah memang
Kepastian akan kau terima
Dunia yang akan kau bawa
Tak perlu keraguan merambah jiwamu
Genggam tangan kami
Mawar Hitam merekah di tepian
Membawamu dalam ikatan
Masa lalu akan kembali pulang
Dalam haribaan semesta alam
Lembaran kalam-Nya
Tersenyumlah dan kau akan menang
Mereka akan kembali bertanya
Siapa dirimu sebenarnya
Ku tahu jawabnya
Hanya anak yang hilang….
*Ditulis Hari 10 Ramadhan dalam gelap malam, untuk Masa Depan….
Wednesday, 31 July 2013
Penglihatan XIX: Anak yang Hilang
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment