Friday, 16 August 2013

Penglihatan XX: Éléanor

Hari akan terus berjalan
Mengiringi langkahku yang mengangkasa
Walau mereka bertanya
Mengapa kau masih di sini?

Mereka melihat apa yang mereka ingin lihat
Aku tak rasakan
Begitu berat ini semua
Kurasa ingin keluar saja dari neraka ini

Tanpa pernah terganti
Tanpa ragu ini harus ku akui
Siapa lagi
Tidak ada, hanya aku

Mentari pagi saat kita bertemu
Hanya ingin membantu mereka
Mari bertanya, kau harus menjawab
Semua hanya dariku

Saat itu aku belum sadar
Kawan-kawanmu telah menantimu
Kau tak tahu dan tak ingin tahu
Hingga waktu membuatmu tersenyum

Hari itu dikala mentari akan berpulang
Hanya memori kembali terulang
Kau Sang Pelindung lahir di depan kami
Aku tahu kau orangnya

Malam itu, tak pernah banyak harap
Untuk kesekian kali dalam situasi
Ku hanya ingin lindungi dan berada
Anak-anak itu jangan bersedih

Detik dan menit menjadi begitu berharga
Sebuah peringatan bagi mereka
Yang merasa selalu hebat di atas segala
Terkejut mereka akan momen istimewa

Anak laki-laki itu
Menyentak angin malam yang dingin dalam ruang
Membela diri, melawan perlakuan
Aku tahu dia orangnya

Dalam mimpi kita bersua
Bersenda canda di tengah obrol semata
Masa depan diperbincangkan
Mari bertemu, aku tahu kau orangnya

Tak ada terlambat bagi sebuah ilham
Kebenaran bagi keimanan kami
Tak ada mimpi
Jangan lupakan alam pertanda

Sebuah nama ramai terdengar
Dia hebat, dia hebat
Begitu aneh terlewat saja bagiku
Mungkin aku hanya tertidur dulu

Angin menusuk memenuhi malam
Mendingin dalam sebuah rumah
Terasa sangat kau takut dan ragu
Mata itu tetap berlinang cahaya

Ingatkan lagi akan memori
Tahun bukan tempo yang telampau lama
Ku hanya ingin kau tertawa sekejap
Semua jadi hangat

Pertemuan pertama dalam sejuk aroma
Aku yakin, mereka yakin
Tanpa ragu, tanpa gelisah
Aku tahu kau orangnya

Waktu yang biasa
Bukit ini selalu ku daki
Mereka memanggilku
Delapan belas orang yang terhormat

Bertanya mereka akan arti semua ini
Jangan kasihan, ini tugasku
Masa depan bukanlah misteri
Perkenalan telah digariskan-Nya

Seorang hamba ingin bercerita
Pada Penciptanya di hari yang sore
Dia datang bersama murid
Sebuah nama tanpa tergubris

Surat 28 ayat 9
Yang Mahakuasa menyayangiku
Makna tersirat yang kupahami
Kami harus bertemu

Serigala ini mencoba terbenam
Tak ada harap orang kan tahu
Senyum dalam pribadi yang dalam
Aku tahu kau orangnya

Kalbu bergetar dalam Rabu yang hujan
Ada yang tidak baik
Ikatan suci telah terbangun
Satukan kami tanpa terlihat

Jangan bersedih, tersenyumlah
Terasa derita dalam dirimu
Yakinkan tulus kasih ini
Kau harus ada di sampingku

Pertanda buruk, akhir sebuah era
Manusia kan berperang, manusia kan meninggalkan
Bercerai-berai dalam tawa Sang Iblis
Hingga terhempas butiran tanah

Mari bertahan menunggu sajak perintah
Akan tiba kala cahaya-Nya menyinari relung semesta
Sujud kita dan berdoa
Selamat datang di Persaudaraan….



*Dituliskan pada Rabu, 9 Januari 2013 untuk Masa Depan.

No comments:

Post a Comment