Hitam…
Putih…
Khayal…
Nyata…
Sungguh jiwa yang tenang menghampiri hidupku
Terpejamkan mata mengasihi doa
Harapan takkan pernah musnah
Sepanjang angin tetap berhembus
Terlalu suci hati membuatku termenung
Tak ingin ku lepas walau sedesir pasir
Perasaan mendalam begitu indah
Begitu hangat selimut jiwa
Selama hidup aku ingin
Bersandar pada bahumu
Memelukmu erat takkan ku lepas
Agar aku tetap bersyukur
Anugerah hadirmu
Sungguh damai yang kau bawa
Tak dapat aku menghindar
Keyakinan akan hasrat jiwa
Begitu bersih tanpa noda
Irisan diri begitu kuat
Tak terlampau jasad mampu menahan
Inginkan diri menjauh jarak
Pergi dari segala kelemahan
Kekecewaan ini akan terbalas
Mereka semua akan menyesal
Tak tahu akan manusia ini
Mampu musnahkan semua harapan
Mereka akan bertanya padaku
Segala apa yang kulakukan
Seolah mereka tak mengenal
Siapa diri mereka
Mereka sangat tak berdaya
Dendam manusia ini terlalu dalam tak terbendung
Jadikan mereka menikmati derita yang tertanam
Dan irisan ini akan tersenyum
Bukankah kalian sudah mengerti?
Bukankah kalian sudah memulainya?
Dan bukankah kalian yang menginginkan?
Harapanku…
Semesta ini akan sadari dirinya
Dan akan hilang penuh misteri
Tanpa sisa tersimpan
Katakanlah pada mereka, “Lihatlah anak itu!”
Takkan mampu mereka berdusta
Dunia akan ada dalam genggamannya
Agar semua ini menjadi indah
Jangan pernah kau bertanya
Biarkan waktu menjawab realita
Jangan pernah kau bertanya
Biarkan anak itu temukan dirinya
Dua sisi dalam diri
Kegelapan dan Cahaya
Dua sisi dalam diri
Ambisi dan hakikat cinta
Dua sisi dalam diri
Hanya kau dan aku
Wednesday, 9 January 2013
Penglihatan XIII: Dua Sisi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment